Aku adalah penulis. Itu kata-kata
yang seringkali ku katakan pada diriku sendiri. Namun, terkadang, ketika aku
berpikir, itu bukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan diriku. Karena,
rasanya, aku sedang terobsesi.
Ngomong-ngomong tentang obsesi.
Obsesi biasanya berpengaruh bahkan berimplikasi negatif terhadap kehidupan.
Bukan karena obsesi itu buruk, tapi justru ia mempengaruhi proses yang terjadi
didalamnya. Maksudku, proses menuju apa yang menjadi obsesi itu tadi.
Obsesi mengakibatkan pikiran atau
minat mengarah sepenuhnya kepada apa yang kita inginkan. Sebagai contoh,
menjadi ahli komputer. Keinginan yang berlebihan dan terkadang mengabaikan
usaha dan proses yang membutuhkan waktu, sehingga akhirnya, tak ada hasil yang
baik. Aku sebut itu obsesi yang berlebihan.
Obsesi sangat berbeda dengan
motivasi. Perbedaannya terletak pada tindakan. Orang yang terobsesi cenderung
untuk berkhayal menjadi sesuatu. Sedangkan orang yang termotivasi cenderung
untuk berusaha dan bekerja keras untuk menjadi sesuatu.
Anehnya, aku tahu itu, tapi
mengapa aku cenderung terobsesi dan bukan termotivasi? Yang jelas, berobsesi
akan sesuatu itu tidak perlu bersusah payah. Justru disitulah letak
kesalahannya.